A. Pengertian Penderitaan
Penderitaan berasal
dari kata derita. Kata derita berasal dari bahasa sansekerta dhra artinya
menahan atau menanggung. Derita artinya menanggung atau merasakan sesuatu yang
tidak menyenangkan baik lahir, batin, atau lahir batin.
Intensitas
penderitaan bertingkat-tingkat, ada yang berat ada juga yang ringan. Namun
peranan individu juga menentukan berat-tidaknya intensitas penderitaan. Suatu peristiwa yang
dianggap penderitaan oleh seseorang belum tentu merupakan penderitaan bagi
orang lain. Penderitaan sudah merupakan “risiko” hidup. Tuhan memberikan
kesenangan atau kebahagiaan kepada umatnya, tetapi juga memberikan penderitaan
atau kesedihan yang kadang-kadang bermakna agar manusia sadar untuk tidak
memalingkan dariNya.
Baik dalam Al Quran
maupun kitab suci agama lain banyak surat dan ayat yang menguraikan tentang
penderitaan yang dialami oleh manusia atau berisi peringatan bagi manusia akan
adanya penderitaan. Tetapi umunya manusia kurang memperhatikan peringatan
tersebut, sehingga manusia mengalami penderitaan.
Banyaknya macam kasus
penderitaan sesuai dengan liku-liku kehidupan manusia. Penderitaan fisik yang
dialami manusia tentulah diatasi secara medis untuk mengurangi atau
menyembuhkannya. Sedangkan penderitaan psikis, penyembuhannya terletak pada
kemampuan si penderita dalam menyelesaikan soal-soal psikis yang dihadapinya.
B. Siksaan
Siksaan dapat
diartikan sebagai siksaan badan atau jasmani, dan dapat juga berupa siksaan
jiwa atau rokhani. Akibat siksaan yang dialami seseorang, timbullah
penderitaan. Siksaan yang dialami manusia dalam kehidupan sehari-hari banyak
terjadi dan banyak dibaca di berbagai media massa. Siksaan yang sifatnya psikis
misalnya kebimbangan, kesepian dan ketakutan.
Kebimbangan dialami oleh
seseorang bila ia pada suatu saat tidak dapat menentukan pilihan mana yang akan
diambil. Kesepian dialami oleh
seseorang merupakan rasa sepi dalam dirinya sendiri atau jiwanya walaupun ia
dalam lingkungan orang ramai. Ketakutan merupakan bentuk lain
yang dapat menyebabkan seseorang mengalami siksaan batin. Bila rasa takut itu
dibesar-besarkan yang tidak pada tempatnya, maka disebut sebagai phobia. Kebanyakan
phobianya dimulai dengan suatu schock emosional atau suatu tekanan pada waktu
tertentu.
C. Kekalutan Mental
Penderitaan batin
dalam ilmu psikologi dikenal sebagai kekalutan mental. Secara lebih sederhana
kekalutan mental dapat dirumuskan sebagai gangguan kejiwaan akibat
ketidakmampuan seseorang menghadapi persoalan yang hams diatasi sehingga yang
bersangkutan bertingkah secara kurang wajar.
Gejala-gejala
permulaan bagi seseorang yang mengalami kekalutan mental adalah :
a.
nampak
pada jasmani yang sering merasakan pusing, sesak napas, demam, nyeri pada
lambung
b.
nampak
pada kejiwaannya dengan rasa cemas, ketakutan, patah hati, apatis, cemburu,
mudah marah.
Tahap-taham gangguan
kejiwaan adalah :
a.
gangguan
kejiwaan nampak dalam gejala-gejala kehidupan si penderita baik jasmani maupun
rokhaninya
b.
usaha
mempertahankan diri dengan cara negatif, yaitu mundur atau lari, sehingga cara
bertahan dirinya salah; pada orang yang tidak menderita ganguan kejiwaan bila
menghadapi persoalan, justru lekas memecahkan problemnya, sehingga tidak
menekan perasaannya. Jadi bukan melarikan diri dari persoalan, tetapi melawan
atau memecahkan persoalan.
c.
kekalutan
merupakan titik patah (mental breakdown) dan yang bersangkutan mengalami
gangguan
Sebab-sebab
timbulnya kekalutan mental, dapat banyak disebutkan antara lain sebagai berikut
:
a.
kepribadian
yang lemah akibat kondisi jasmani atau mental yang kurang sempuma; hal-hal
tersebut sering menyebabkan yang bersangkutan merasa rendah diri yang secara
berangsur-angsur akan menyudutkan kaedudukannya dan menghancurkan mentalnya.
b.
terjadinya
konflik sosial budaya akibat norma berbeda antara yang bersangkutan dengan apa
yang ada dalam masyarakat, sehingga ia tidak dapat menyesuaikan diri lagi;
misalnya orang pedesaan yang berat menyesuaikan diri dengan kehidupan kota,
orang tua yang telah mapan sulit menerima keadaan bam yang jauh beibeda dari
masa jayanya dulu.
c.
cara
pematangan batin yang salah dengan memberikan reaksi yang beriebihan terhadap
kehidupan sosial; over acting sebagai overcompensatie.
Proses-proses
kekalutan mental yang dialami oleh seseorang mendorongnya ke arah
a.
Positif
: trauma (luka jiwa) yang dialami dijawab secara baik sebagai usaha agar tetap
survive dalam hidup, misalnya melakukan sholat tahajut waktu malam hari untuk
memperoleh ketenangan dan mencari jalan keluar untuk mengatasi kesulitan yang
dihadapinya, ataupun melakukan kegitan yang positif setelah kejatuhan dalam
kehidupan.
b.
Negatif
: trauma yang dialami diperlamtkan atau dipertumtkan, sehingga yang
bersangkutan mengalami frustasi, yaitu tekanan batin akibat tidak tercapainya
apa yang diinginkan. Bentuk frustasi antara lain :
·
agresi berupa kemarahan yang
meluap-luap akibat emosi yang tidak terkendali dan secara fisik berakibat mudah
terjadinya hypertensi (tekanan darah tinggi) atau tindakan sadis yang dapat
membahayakan orang sekitarnya.
·
regresi adalah kembali pada
pola reaksi yang primitif atau kekanak-kanankan (infantil), misalnya dengan
menjerit-jerit,menangis sampai meraung-raung dan mecah barang-barang.
·
fiksasi adalah peletakan atau
pembatasan pada satu pola yang sama (tetap), misalnya dengan membisu,
memukul-mukul dada sendiri, membentur-benturkan kepala pada benda keras.
·
proyeksi merupakan usaha
melemparkan atau memproyeksikan kelemahan dan sikap-sikap sendiri yang negatif
pada orang lain, kata pepatah: awak yang tidak pandai menari, dikatakan lantai
yang terjungkit.
·
identifikasi adalah menyamakan
diri dengan seseorang yang sukses dalam imaginasinya, misalnya dalam kecantikan
yang bersangkutan menyamakan diri dengan bintang film, dalam soal harta
kekayaan dengan pengusaha kaya yang sukses.
·
narsisme adalah self love yang
berlebihan, sehingga yang bersangkutan merasa dirinya lebih superior daripada
orang lain.
·
autisme adalah gejala menutup
diri secara total dari dunia riil, tidak mau berkomunikasi dengan orang lain,
ia puas dengan fantasinya sendiri yang dapat menjurus ke sifat yang sinting.
Penderita
kekalutan mental banyak terdapat dalam lingkungan seperti :
·
kota-kota besar yang banyak memberi
tantangan-tantangan hidup yang berat, sehingga orang merasa dikejar-kejar dalam
memenuhi kebutuhan hidupnya, sementara itu sebagian orang tidak mau tahu
keperluan hidupnya, sebagian orang tidak mau tahu terhadap penderitaan orang
lain akibat egoisme sebagai ciri masyarakat kota.
·
anak-anak muda usia yang tidak berhasil
dalam mencapai apa yang dikehendaki atau diidam-idamkan, karena tidak
berimbangnya kemampuan dengan tujuannya, sehingga pada orang-orang usia tuapun
sering mengalami penderitaan dalam kenyataan hidupnya akibat norma lama yang
dipegang teguh sudah tidak sesuai dengan norma baru yang tengah berlaku.
·
wanita pada umumnya lebih mudah
merasakan suatu masalah yang dibawanya kedalam hati atau perasaannya, tetapi
sulit mengeluarkan perasaannya tersebut, sementara itu mereka memiliki kondisi
tubuh yang lebih lemah, sehingga kaum wanitalah yang banyak menjadi penderita
psikosomatisme (penyakit akibat gangguan kejiwaan) daripada kaum pria
·
orang yang tidak beragama tidak memiliki
keyakinan, bahwa diatas dirinya ada kekuasaan yang lebih tinggi, sehingga sifat
pasrah umumnya tidak dikenalnya, dalam keadaan yang sulit orang yang demikian
ini mudah sekali mengalami penderitaan.
·
orang yang terlalu mengejar materi seperti pedagang dan
pengusaha memiliki sifat ngoyo dalam memperoleh tujuan kegiatannya, yaitu
mencari untung sebanyak mungkin, mereka adalah kaum materialis dan mengabaikan masalah
spiritual yang justru membuat seseorang pasrah pada saat-saat tertentu.
D. Penderitaan dan Perjuangan
Penderitaan adalah
bagian kehidupan manusia yang bersifat kodrati. Karena itu terserah kepada
manusia itu sendiri untuk berusaha mengurangi penderitaan itu semaksimal
mungkin, bahkan menghindari atau menghilangkan sama sekali. Manusia adalah
mahluk berbudaya, dengan budayanya itu ia berusaha mengatasi penderitaan yang
mengancam atau dialaminya. Hal ini membuat manusia itu kreatif, baik bagi
penderita sendiri maupun bagi orang lain yang melihat atau mengamati
penderitaan.
Penderitaan dikatakan
sebagai kodrat manusia, artinya sudah menjadi konsekwensi manusia hidup, bahwa
manusia hidup ditakdirkan bukan hanya untuk bahagia, melainkan juga menderita. Pembebasan
dari penderitaan pada hakekatnya meneruskan kelangsungan hidup. Caranya ialah
berjuang menghadapi tantangan hidup dalam alam lingkungan, masyarakat sekitar,
dengan waspada, dan disertai doa kepada Tuhan supaya terhindar dari bahaya dan
malapetaka.
E. Penderitaan, Media Massa dan Seniman
Dalarn dunia modem
sekarang ini kemungkinan teijadi penderitaan itu lebih besar. Hal ini telah dibuktikan
oleh kemajuan teknologi dan sebagainya menyejahterakan manusia dan sebagian
lainnya membuat manusia menderita. Beberapa sebab yang menimbulkan penderitaan
manusia ialah kecelakaan, bencana alam, bencana perang. dan lain-lain.
Berita mengenai
penderitaan manusia silih berganti mengisi lembaran koran, layar TV, radio,
dengan maksud supaya semua orang yang menyaksikan ikut merasakan dari jauh
penderitaan manusia. Dengan demikiaan dapat menggugah hati manusia untuk
berbuat sesuatu. Media masa merupakan alat yang paling tepat untuk
mengkomunikasikan peristiwa-peristiwa penderitaan manusia secara cepat kepada
masyarakt. Dengan demikian masyarakat dapat segera menilai untuk menentukan
sikap antara sesama manusia terutama bagi yang merasa simpati. Tetapi tidak
kalah pentingnya komunikasi yang dilakukan para seniman melalui karya seni,
sehingga para pembaca, penontonnya dapat menghayati penderitaan sekaligus
keindahan karya seni.
F. Penderitaan dan Sebab-sebabnya
a.
Penderitaan
yang timbul karena perbuatan buruk manusia.
Penderitaan yang
menimpa manusia karena perbuatan buruk manusia dapat teijadi dalam hubungan
sesama manusia dan hubungan manusia dengan alam sekitamya. Penderitaan ini
kadang disebut nasib buruk.
b.
Penderitaan
yang timbul karena penyakit, siksaan / azab Tuhan
Penderitaan manusia
dapat juga teijadi akibat penyakit atau siksaan / azab Tuhan. Namun kesabaran,
tawakal, dan optimisme dapat mempakan usaha manusia untuk mengatasi penderitaan
itu.
G. Pengaruh Penderitaan
Orang
yang mengalami penderitaan mungkin akan memperoleh pengaruh bermacam-macam dan
sikap dalam dirinya. Sikap yang timbul dapat berupa sikap positif ataupun sikap
negatif. Sikap negatif misalnya penyesalan karena tidak bahagia, sikap kecewa,
putus asa, ingin bunuh diri. Sikap positif yaitu sikap optimis mengatasi
penderitaan hidup, bahwa hidup bukan rangkaian penderitaan, melainkan
perjuangan membebaskan diri dari penderitaan, dan penderitaan itu adalah hanya
bagian dari kehidupan.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar